Wednesday, March 18, 2015
Biar



Mata tua yang memandang aku itu
Bundar. Pudar
Dia tak mau bilang apa yang
Mencengkam jiwa usangnya
"Biar". Katanya 'biar"
Wahai ayahanda berhentilah walau sebentar
Dan renungkan mataku yang melaut
Khabarkan yang jujur dan ujar apa menyerabut
Wahai ayahanda bercukuplah menggagah tulang rapuhmu
Akukan lemahmu
Perikan penatmu
Kisahkan jerihmu
Aku mau tauMata tua yang bagai ada sakti dewa-dewi itu
Harum. Senyum
Dipukaukan aku nan terus terpana dan terdiamkan
"Biar". Katanya "biar"Wahai ayahanda bisikkanlah walau sekali;
Izinkan aku menumpangkan bahu
Berikan aku seperca dari beban kamu
Wahai ayahanda lihatkanlah aku berlari kini
Melompat tinggi
Setiapnya kerna kau tak pernah pergi
Apa masih ingat lagi aku suka lari-lari?
Kau bagaikan tak peduli ku biar kau patah hati
Apa masih tidak lupa tengking jerit sama-sama?
Makan tak mahu semeja, sahabat lebih berharga
Apa mampu kau sudikan ampun maafku sujudkan?
Bisa tidak kau teruskan ku sesat kau tunjuk jalan?
Apa layak aku bagi?
Tak terbalas sampai mati
Kau sungguh yang paling tinggi
Istanamu syurga nanti
Ayahanda beta
Kekasih beta


Lagu Biar dari saudara Fynn Jamal ni sangat mengusik hati saya. Mengingatkan saya pada insan yang tak pernah lekang dari hati saya, yang namanya tak pernah tertinggal dalam setiap doa saya... semoga Allah SWT mencucuri rahmat ke atas roh arwah abah. Amiin
Al fatihah


related posts:

0 comments:

Blog Widget by LinkWithin